Kamis, 17 Mei 2012

 Indonesia Termasuk Paling Aktif Menjaga Perdamaian Dunia
 
Kontingen Garuda XXVIII-B yang bertugas di KRI Frans Kaisiepo dengan personel 100 prajurit TNI AL saat akan bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon. Mereka berbaris sebelum acara pelepasan di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta

HEADLINE NEWS, YOGYAKARTA — Indonesia termasuk negara paling aktif dalam turut menjaga perdamaian dunia. Berdasarkan laporan PBB, Indonesia menempati urutan 15 dari 177 negara yang paling banyak mengirimkan pasukan penjaga perdamaian dunia. Selain Indonesia, dalam daftar 15 besar tersebut di antaranya Banglades, Pakistan, India, Nigeria, Etiopia, Jordan, Ghana, dan Afrika Selatan.

Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI Brigjen Imam Edy Mulyono mengatakan, saat ini ada sekitar 1.966 personel yang ditempatkan di enam negara, di antaranya Lebanon, Sudan Selatan, Darfur, Liberia, dan Haiti. Terdiri atas 1.790 personel militer, 155 polisi, dan 21 pemantau militer. "Mereka menyelesaikan 16 misi perdamaian di bawah kendali PBB," kata Imam di UGM, Rabu (16/5/2012).

Imam menegaskan, keikutsertaan Indonesia berperan aktif menjaga misi perdamaian dunia sebagai bentuk realisasi pelaksanaan amanat pembukaan UUD 1945. Mekanisme pengiriman pasukan tersebut dikoordinatori oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan setelah permintaan pengiriman pasukan penjaga perdamaian dari PBB.

"Para personel wajib mengikuti proses seleksi agar bisa memenuhi kualifikasi yang disyaratkan oleh PBB, di antaranya kemampuan bahasa asing, penguasaan komputer, dan bisa mengemudi," katanya.

Untuk meningkatkan kemampuan tim dalam menjalankan misi perdamaian, lanjut Imam, pemerintah telah membangun pusat pelatihan yang dinamakan Indonesian Peace and Security Center yang dibangun di area seluas 261 hektar di kawasan Sentul, Jawa Barat.

"Pusat pelatihan ini sudah diresmikan presiden tahun lalu. Bangunan ini mampu menampung lebih dari 1.500 orang," katanya.

Rabu, 16 Mei 2012

 Kontras Sesalkan RI-Korea Tak Bahas Isu HAM
 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan kenegaraan Presiden Republik Demokratik Rakyat Korea, Kim Yong Nam di Istana Merdeka, Selasa (15/5/2012) pukul 10.00 WIB.
HEADLINE NEWS, JAKARTA — Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar menyesalkan pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Republik Demokratik Rakyat Korea (RDRK) Kim Yong Nam di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (15/5/2012), tak menghasilkan rekomendasi konkret atas permasalahan hak asasi manusia (HAM) di Korut.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, ketika ditanya wartawan di Kantor Presiden, hanya menyampaikan posisi tegas Indonesia terhadap kondisi HAM di Korut.

"Namun, posisi tegas tersebut tidak diikuti dengan tindakan nyata yang semestinya diambil dari dialog ini. Pemerintah Indonesia seharusnya sadar bahwa ada situasi yang mendesak dalam soal kondisi kemanusiaan di Korut," kata Haris.

Menurut Haris, Indonesia, yang juga anggota Dewan HAM PBB, sudah sepatutnya menekankan pentingnya soal kemajuan HAM di Korut. Pada pertemuan bilateral, kedua pemimpin negara membahas peningkatan kerja sama di berbagai bidang, mulai dari politik, ekonomi, budaya, hingga olahraga.

Kedua pemimpin negara juga membahas perkembangan di Semenanjung Korea. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, masalah di Semenanjung Korea perlu dapat diselesaikan melalui dialog. Kesalahpahaman terkait penyelesaian konflik di Semenanjung Korea perlu dihindari.

Selasa, 15 Mei 2012

Mendagri: Kami Menghormati Proses Hukum
 
 Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi
JAKARTA  -- Pelantikan Junaidi Hamsyah sebagai Gubernur Bengkulu sedianya dilangsungkan Selasa (15/5/2012) pagi. Namun, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi membatalkannya setelah terbit putusan sela Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta yang meminta pelantikan ditunda.
"Saya baru terima putusan sela PTUN pukul 19.30, Senin (14/5/2012). Karena putusan sela tidak dapat dibanding dan kami harus menaati hukum, saya mngirim radiogram kepada DPRD Bengkulu untuk membatalkan pelantikan," tutur Gamawan, Selasa (15/5/2012) di Jakarta.
Pelantikan Junaidi menjadi gubernur definitif akan dilakukan setelah ada Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 48/P Tahun 2012. Keputusan ini muncul setelah vonis Agusrin berkekuatan hukum tetap (inkraaght).
Mahkamah Agung memutuskan hukuman empat tahun penjara dan denda Rp 200 juta subsider tiga bulan kurungan untuk Agusrin yang Ketua DPD Partai Demokrat Bengkulu. Dalam putusan kasasi, Agusrin dinyatakan terbukti korupsi dana Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Bengkulu tahun anggaran 2006. Namun, Agusrin mengajukan peninjauan kembali ke MA.
"Setelah putusan inkraaght, eksekusi dilakukan tanpa harus menunggu peninjauan kembali. Tidak ada pula alasan bagi kami untuk tidak melantik wakilnya sampai berakhir sisa masa jabatan," jelas Gamawan.
Agusrin juga menggugat Keppres Nomor 48/P Tahun 2012 ke PTUN Jakarta. Dalam gugatan yang disampaikan pada 14 Mei 2012, Agusrin juga meminta putusan sela (provisi) berupa penundaan tindak lanjut dari keppres tersebut. Hari itu pula, terbitlah putusan sela dan pelantikan Junaidi Hamsyah dibatalkan.
Mendagri yang sedianya berangkat dari Jakarta ke Bengkulu, Selasa (15/5/2012) pagi, membatalkan keberangkatan.
Sidang paripurna DPRD Bengkulu tetap diselenggarakan dan hanya diisi dengan pembacaan radiogram Mendagri.
Kepala Pusat Penerangan Kemendagri Reydonnyzar Moenek menambahkan, kendati pelantikan dibatalkan, pemerintahan tetap berjalan. Junaidi tetap menjabat pelaksana tugas Gubernur Bengkulu. Ketika proses hukum berlangsung lama, pemerintahan di Bengkulu akan terus dipimpin seorang pelaksana tugas gubernur. Kewenangannya pun terbatas.

Sabtu, 12 Mei 2012

 Penelitian "Black Box" Dilakukan di Indonesia
 
 Sebuah pesawat Sukhoi Superjet 100 tampil dalam pameran dirgantara MAKS 2009 di Zhukovsky, 19 Agustus 2009. Pesawat serupa diterbangkan dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Rabu (9/5/2012) sore dan jatuh di sekitar Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, beberapa menit setelah lepas landas.
JAKARTA — Penelitian atas kotak hitam (black box) pesawat Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia yang jatuh di Gunung Salak, Jawa Barat, akan dilakukan di Indonesia. Investigasi akan dilakukan oleh tim gabungan Indonesia dan Rusia di bawah koordinasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

"Menurut aturan internasional, kita yang pimpin, mereka anggota. Kita yang didukung untuk investigasi," kata Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Jumat (11/5/2012) malam, di Bandara Halim Perdana Kusuma.
Tim investigasi gabungan antara Pemerintah Indonesia dan Rusia mulai dibentuk. Puluhan ahli Rusia sudah didatangkan dari negara tersebut ke Indonesia. "Masalah black box tetap akan kita usahakan di sini karena mereka (pihak Rusia) mau terbuka," ujarnya.

Kendala bahasa, diakui Mangindaan, akan menjadi tantangan tim investigasi gabungan tersebut. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia sudah menyiapkan interpreter teknis.

Untuk melakukan investigasi dan upaya evakuasi, Pemerintah Rusia menerbangkan 40 ahli negeri tersebut yang akan didampingi 37 orang lainnya. Hal ini merupakan realisasi dari kesepakatan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Vladimir Putin.

Ada dua kesepakatan dalam perbincangan antara Presiden SBY dan Presiden Putin. Dua hal itu yakni kerja sama Indonesia-Rusia untuk proses identifikasi forensik terhadap korban musibah tersebut, yang dalam hal ini Rusia juga memiliki ahli-ahli di bidang tersebut.

Kedua, Presiden Putin juga menawarkan kerja sama untuk mengirimkan pakar yang akan mengidentifikasi reruntuhan pesawat berpenumpang 47 orang tersebut.

Jumat, 11 Mei 2012

 Presiden Minta Pencarian sampai Tuntas
 
 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
JAKARTA — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar pencarian korban pesawat Sukhoi Superjet 100 dilakukan sampai tuntas.

Tidak ada orang yang mengetahui rencana Tuhan. "Bagi saya, harus sampai tuntas pencarian ini. Mungkin ada yang bisa diselamatkan. Kita tidak tahu rencana Tuhan," ujar Presiden Yudhoyono, Jumat (11/5/2012) di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Presiden, Ny Ani Yudhoyono, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi A Mallarangeng, serta Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menemui anggota keluarga penumpang Sukhoi, di Bandara Halim Perdanakusuma. Hal itu dilakukan rombongan Presiden sebelum berangkat menuju Bali.
 KNKT Selidiki Hilangnya Sinyal Sukhoi
 
 Pesawat penumpang Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia.
JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama dengan tim investigasi dari KNKT Rusia akan menyelidiki hilangnya sinyal pesawat Sukhoi Superjet 100 saat menabrak tebing di kawasan Gunung Salak, Jawa Barat. Sinyal tersebut seharusnya muncul saat kondisi darurat terjadi.
"Ini yang akan kita ungkap kenapa bisa sampai tidak ada," ujar Ketua KNKT, Tatang Kurniadi, Kamis (10/5/2012) malam, di bandara Halim Perdana Kusuma.
Sinyal seharusnya muncul dari alat Emergency Located Transmitter (ELT) saat pesawat dalam kondisi darurat dan menghantam benda asing dan juga air. Seluruh terminal penangkap sinyal tidak berhasil menerima sinyal dari ELT milik Sukhoi yang menghantam tebing Gunung Salak tersebut.
Dua alat receiver terminal milik Basarnas yang diletakkan di Indonesia bagian timur dan juga di Jakarta tidak berhasil menangkap sinyal itu. Selain itu, alat penerima sinyal di Singapura dan Australia juga tidak menerima deteksi sinyal Sukhoi (link berita: sinyal "Emergency" Sukhoi Tidak Terdeteksi di Tiga Negara").
Selain akan menyelidiki permasalajan sinyal Sukhoi, KNKT juga akan menelusuri alasan pilot menurunkan ketinggian dengan begitu drastis. Awalnya, Sukhoi terbang di ketinggian 10.000 kaki, namun tiba-tiba pilot memberitahukan akan turun sampai 6.000 kaki. Setelah itu, Sukhoi langsung hilang kontak. "Kami lihat kenapa ada permintaan itu. Ini yang kami coba telusuri," papar Tatang.
Hasil dari investigasi KNKT Indonesia dan Rusia ini, kata Tatang, bukan bermaksud mencari kambing hitam atau pun menuntut ganti rugi. "Ini sifatnya hanya sebagai pembelajaran agar di kemudian hari diperbaiki," tandas Tatang.
Sebelumnya, pesawat Sukhoi Superjet 100 dengan nomor penerbangan RA36801 hilang kontak pada koordinat 06° 43' 08" Lintang Selatan dan 106° 43' 15" Bujur Timur. Koordinat itu diperkirakan dekat Cidahu, Gunung Salak.
Penerbangan yang dilakukan pesawat milik Rusia tersebut merupakan bagian dari demonstrasi penerbangan yang diselenggarakan oleh PT Trimargarekatama. Perusahaan tersebut merupakan agen yang memperkenalkan pesawat Sukhoi kepada perusahaan penerbangan di Indonesia.
Pesawat tersebut melakukan penerbangan sebanyak dua kali. Penerbangan pertama dari Halim Perdanakusuma menuju Pelabuhan Ratu pukul 12.00 WIB dengan penumpang pebisnis di bidang penerbangan.
Setelah terbang sekitar 35 hingga 45 menit, pesawat pun kembali ke Halim Perdanakusuma dalam kondisi selamat. Penerbangan kedua dilakukan pukul 14.12 WIB dengan mengangkut hampir 45 orang.
Delapan orang di antaranya merupakan awak pesawat warga Rusia. Penumpang lainnya dari media massa dan utusan perusahaan di bidang penerbangan. Tim SAR gabungan berhasil menemukan puing pesawat itu di kawasan Cidahu.

Kamis, 10 Mei 2012

 Keluarga Penumpang Sukhoi Diminta Kumpulkan Data
 
 Komisaris Besar Boy Rafli Amar
JAKARTA — Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar mengimbau kepada seluruh keluarga penumpang pesawat Sukhoi Superjet 100 untuk mendatangi Posko ante mortem (diseaster victim investigation/DVI) yang didirikan Kepolisian RI di Terminal Kedatangan Bandara Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Jumlah penumpang yang terdaftar di buku tamu acara demo flight Sukhoi mencapai 50 orang. Namun, kata Boy, saat ini baru 14 orang dari pihak keluarga penumpang yang memberikan data kerabatnya.
"Kami harapkan pihak keluarga segera datang memberikan data, seperti baju terakhir yang dipakai korban, lalu tes pembanding sampel gigi milik keluarga dan foto terakhir dari penumpang," ujar Boy di depan Pos DVI, Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis (10/5/2012).

Selain mendata pakaian terakhir dan ciri fisik, petugas juga meminta sidik jari kelingking serta sampel DNA dari air liur anggota keluarga untuk mempermudah identifikasi penumpang yang hilang.
Dari pantauan Kompas.com, keluarga yang hadir dalam pendataan adalah keluarga dari Anton Daryanto (SKY), Aditya (SKY), dan Didik Nur Yusuf (majalah Angkasa).

Sementara ditanya mengenai situasi terakhir dalam pencarian ini, Boy menyatakan kabar dari Polres Bogor menyebutkan agak sulit mengevakuasi pesawat karena cuaca yang tidak stabil. "Kami sudah siapkan heli yang nantinya akan membantu evakuasi udara, dari tempat kejadian menuju  pos keselamatannya," tutur Boy.